-- -

Mahyudin: Hadapi Berbagai Rongrongan, Indonesia Harus Utuh dengan Dasar Pancasila

Selasa, 24 Oktober 2017 | 18:41 WIB

Wakil Ketua  MPR RI Mahyudin mengatakan bahwa selama 72 tahun merdeka, Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan dan rongrongan. Baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Ia menceritakan, selepas Indonesia merdeka Belanda dan Inggris yang ingin kembali menguasai Indonesia melancarkan agresi militer. Kemudian, beberapa tahun setelahnya muncul beragam pemberontakan di berbagai daerah.

Saat ini pun tantangan masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah ancaman akan persatuan dan kesatuan Indonesia. Namun, beruntung Indonesia masih memiliki pemersatu yaitu Pancasila.

“Ancaman tidak pernah selesai, tetapi meski demikian alhamdulillah kita masih utuh. NKRI utuh dengan dasar Pancasila,” kata Mahyudin di hadapan ratusan anggota Ikatan Wanita Sulawesi Selatan yang menjadi peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung MPR/DPR, Selasa (24/10/2017).

Mahyudin juga mengajak segenap elemen bangsa untuk membangun kesadaran akan persatuan. Misalnya saja bila ada ormas yang punya potensi memecah belah bangsa, maka harus dibendung.

Ia mengatakan bahwa setiap anggota masyarakat harus menyadari bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, agama, dan perbedaan lainnya. Perbedaan tersebut harus disatukan dalam Indonesia.

“Bandingkan dengan beberapa negara lain, meski terdiri dari satu etnis, bahasa, dan agama yang sama, ada saja yang berkonflik. Terjadi perang saudara sehingga penduduknya tidak bisa hidup normal. Itu sama kondisinya seperti saat Indonesia masih dijajah bangsa asing. Kita mudah diadudomba sehingga terjajah selama ratusan tahun,” ujarnya

Menyatukan keberagaman, menurut Mahyudin, memang tak mudah. Satu-satunya alat yang bisa menyatukan adalah menanamkan Pancasila lewat pendidikan supaya pintar. "Makanya kita harus pintar agar tak mudah diadudomba," paparnya.

Mahyudin berharap sejarah kelam tersebut tidak terulang di Indonesia. Mahyudin juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk merenungi dan mensyukuri keberadaan bangsa ini. "NKRI harga mati, jangan ada pikiran untuk memisahkan diri," tegasnya.

Sosialisasi yang dilakukan pada hari itu juga dikatakan bukan semata kegiatan seremonial MPR tetapi merupakan upaya MPR dalam menanamkan paham kebangsaan di seluruh jiwa rakyat Indonesia agar Empat Pilar MPR menjadi perilaku keseharian. Mahyudin berharap Empat Pilar MPR dapat menjadi alat pemersatu bangsa. 


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id